Sabtu, 04 Juli 2009

Presiden Indonesia dan Gundala Putra Petir

Waktu kecil gua adalah penggemar gila komik silat dan komik super heroes Indonesia. Sepulang sekolah gak bosen - bosennya gua berkunjung ke taman bacaan yang berada di deket SD gua.

Berbeda dengan nasib beberapa temen gua yang harus ngumpet - ngumpet dari orang tua untuk membaca komik, Bokap n Nyokap gua gak pernah melarang. Mereka cuma sering mengingatkan untuk tidak membaca sambil tiduran.

Di antara sekian banyak tokoh dalam komik silat dan pahlawan super Indonesia yang saya kagumi, kayak Si Buta, Jaka Sembung, Pengemis Kusta, Panji Tengkorak, Godam, Gina, Maza dan masih banyak lagi, yang paling membuat gua tergila - gila adalah Gundala Putra Petir karya Harya Suraminata a.k.a Hasmi.

Tokoh Gundala sangat perkasa, berbalut kostum hitam pekat, dapat berlari secepat angin topan dan dapat mengeluarkan petir dari tangannya.

Seperti layaknya pahlawan super, Gundala adalah pembela kebenaran yang rela berkorban demi tegaknya keadilan. Gundala adalah sahabat mereka yang lemah dan musuh para penjahat.

Tentunnya, tidak ada manusia super seperti Gundala dalam kenyataan hidup ini. Jadi, jangan mimpi pengen punya presiden kayak Gundala. Namun, harusnya sifat "altruistik" yang ada pada Gundala juga ada dalam diri calon presiden kita. Bukankah altruisme atau sikap yang lebih mementinkan orang lain dari pada diri sendiri, atau keyakinan bahwa melakukan yang terbaik untuk orang lain adalah kebajikan, merupakan paham yang harus dianut seorang presiden?

Terus terang, saya mengagumi orang - orang yang mau mencalonkan diri untuk menjadi presiden negeri ini. Bayangkan, betapa berat beban yang harus dipikulnya. Dia harus selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya, harus bisa mencerdaskan bangsanya. Kehidupan pribadi, mulai dari kehidupan keluarga hingga waktu luang untuk diri sendiri, harus dikesampingkan. Apalagi bisnis pribadi! Betul begitu, bukan?

Menjadi presiden negeri ini juga pasti banyak musuhnya. Pasti ada saja orang yang ingin menjatuhkannya. Apa bisa tidur nyenyak memikirkan musuh di luar maupun di dalam selimut? Apa bisa makan enak ketika harus terus memikirkan utang negara? Apa bisa ketawa lepas ketika rakyatnya masih banyak yang kekurangan sandang, pangan, dan papan? Sementara yang menggerecoki pasti banyak sekali.

Ternyata kalau dipikir - pikir, tugas presiden Indonesia tidak jauh berbeda dengan Gundala, yaitu menegakkan keadilan, melindungi yang lemah, dan menumpas mereka yang melakukan tindak kejahatan. Bedanya, hanya tidak bisa berlari secepat angin serta mengeluarkan sambaran petir dari tangannya, dan juga tidak memiliki kostum berkedok seperti Gundala.

Akan tetapi, Gundala memakai kostum berkedok karena ia tidak mau orang tau identitas sesungguhnya. Ia tidak butuh puja - puji. Kalau para capres dan cawapres kita, bagaimana ya?

Ah, udahlah. Pemilihan presiden tinggal 4 hari lagi. Mungkin yang terbaik adalah kita berdoa, semoga tujuan para capres dan cawapresnya menjadi presiden Indonesia memang murni karena peduli akan kesejahteraan dan kecerdasan rakyat Indonesia dan gak ada agenda kepentingan pribadi atau kelompoknya. Semoga mereka diberi keberanian dan kekuatan untuk menumpas para penjahat negeri ini.

Semoga jiwa besar Gundala ada dalam diri mereka. May the best person leads?

0 komentar:

Related Posts with Thumbnails