Rabu, 05 November 2008

High School Musical 3: Senior Year


Ada yang juga ngikutin film ini? Well, gw termasuk ngikutin kali ya karena gw nonton dari HSM, HSM2, sampe yang ketiga ini (yang baru aja gw tonton). Setelah nonton film ini akhirnya gw setuju sama pendapat orang yang bilang kalo film ketiga lebih ga usah ditonton daripada ngerusak citra kita tentang dua film sebelumnya.


Gw nggak akan menceritakan gimana jalan cerita film HIGH SCHOOL MUSICAL 3: Senior Year (HSM3) ini karena secara garis besar nggak jauh berbeda dari dua film sebelumnya. Cerita HSM3 masih seputar persahabatan, cinta dan cita-cita. Inti ceritanya sejak dari film pertama sepertinya memang berputar di ketiga hal itu saja. Oh ya, konon kabarnya setelah HSM3 nggak akan ada lagi lanjutannya. Ini yang terakhir. Kalo dipikir-pikir, ya iyalah ini yang terakhir. Di HSM3 ini kan mereka udah kelulusan, udah selesai masa high school-nya. Nggak nyambung dong nantinya kalo dibikin film dengan judul yang sama tapi ceritanya bukan cerita anak SMA.


Satu hal yang paling gw rasakan berbeda dari nonton film ketiga ini adalah kesan musikalnya sangat-sangatlah kental sekali!! Saking kentalnya gw tadi jadi nggak berasa nonton film, tapi lagi nonton pertunjukan musik. Jadi, bukannya film diselingi musik-musik, tapi acara musik diselingi sedikit drama. Menurut gw sih ada kali tiap 5 menit sekali atau paling lama 10 menit sekali tokohnya nyanyi sambil joget-joget. Jadi berasa kayak nonton film India. Malah menurut gw lebih ‘lebai’ dari film India. Gw rasa sih banyaknya lagu yang ditampilkan itu untuk menutupi kurangnya kekuatan cerita.


Seperti gw bilang dari awal tadi, ceritanya masih puter-puter di situ-situ aja. Malah menurut gw ceritanya kurang greget. Konflik yang ditampilkan pun sangat-sangatlah klise dan klasik: masalah ke mana lo akan melangkah setelah lulus SMA, apakah rencana yang udah lo setting sejak awal itu adalah yang terbaik buat lo dan yang seharusnya lo jalanin, gimana kalo cita-cita lo ternyata membuat lo berpisah dengan sesuatu atau seseorang yang sangat lo sayangi, dan sebagainya, dan seterusnya. Bahkan, si Sharpay yang biasanya sangat berulah di film ketiga ini cenderung nyantai-nyantai aja. Nggak terlalu banyak konflik yang ia hadirkan selain masalah rebutan peran dalam pertunjukan yang harus mereka lakukan pada malam prom.

Oke, hal-hal kecil lain yang gw tangkap setelah nonton film ini:


1. Fashion style-nya Gabriela (Vanessa Hudgens) sukses membuat dia kelihatan lebih tua daripada umur aslinya. Nggak kayak anak muda deh pokoke. Iya sih Gabriela tetap tampil dengan gaya ‘anak manis’-nya, tapi anak manis zaman ‘baheula’.
2. Sharpay sukses jadi tokoh paling cantik menurut gw. Dia jauh lebih manis daripada dia waktu di HSM dan HSM2 dan di HSM3 ini gaya dandannya ‘pas’ alias nggak berlebihan.
3. Selain Sharpay, karakter yang kelihatan lebih cantik adalah Kelsi. Itu lho… si composer musiknya Gabriela dan Troy sejak HSM dan yang selalu jadi pemain piano di setiap pertunjukan ‘the wildcats’ di tiap film. Kalo di awal HSM dia kelihatan paling tomboi di antara cewek-cewek HSM lainnya, di film yang ketiga ini Kelsi jauh lebih feminine dan hal itu membuat dia kelihatan lebih manis.
4. Gw nggak inget kalo si Taylor McKessie itu segitu bossy-nya di HSM dan HSM2. Dan.. gw agak-agak ngerasa nggak oke sama segala sesuatu yang pasti ada di lehernya, seperti dasi yang kayaknya dipake hampir di tiap penampilannya di HSM3 ini. Sampe-sampe nih ya temen gw bilang, “Apa di sana Ketua OSIS harus pake dasi setiap ke sekolah ya?” (LOL)
5. Gw request dong sama wardrobe-nya HSM supaya Troy nggak dipakein baju yang setipe, bahkan sama persis di dua film-nya (HSM2 ma HSM3, gw nggak inget yang pertama karena udah agak lama nontonnya). Kalo lo nonton HSM2, pasti tahu kalo Troy pake T-Shirt jenis ini dengan warna merah waktu nyanyi lagu “You Are The Music In Me” untuk pertama kalinya dengan diiringi piano oleh Kelsi. Nah, di HSM3 dia pake lagi T-Shirt dengan model dan warna yang exactly sama. Gw lupa di adegan mana, tapi ada deh pokoknya. Cari aja! Kalo nggak salah, dia pake bawahan yang sama; celana jeans juga. Oh, come on! Apakah produser HSM sangat kekurangan dana sampe nggak sanggup bikin kostum-kostum Troy lebih bervariasi? Atau mungkin karena jarak waktu produksi HSM2 dan HSM3 yang berdekatan membuat wardrobe milik Troy nggak sempet di-update?


Lagu-lagunya kurang catchy. Sejauh yang gw rasakan, gw cuma tertarik sama lagu penutupnya yang berjudul ‘High School Musical’.


Lastly, gw nggak terlalu merekomendasikan film ini. Tapi, buat lo yang penasaran gimana akhir kisah Troy-Gabriela atau mungkin lo yang lagi butuh nonton film-film menyenangkan, film ini termasuk layak untuk ditonton. Tapi, buat lo yang tipenya nggak mau rugi, sebaiknya nggak usah nonton karena nggak banyak perubahan yang bisa didapat dari film ketiga ini selain East High School yang lebih sophisticated.


SO, WHAT TEAM??? WILDCATS!!










BRAM.,Akhirnya semalem nonton HSM 3 walau kurang puas

1 komentar:

Fa mengatakan...

eh iya!!!
film ketiga ini gak menarik ceritanya

tapi lagunya....... bagus!
:D

Related Posts with Thumbnails